wajah Rapid memerah. Di sebelah pelajar kelas 5 SD ini berdiri sang ibu yang dari
sorot matanya terlihat sangat kesal. Rupanya, Rapid sedang dimarahi ibunya. Ada
apa ya? Ternyata, Rapid ketahuan ibunya sedang mengisap rokok di sebuah taman
dekat rumahnya. Tentu saja Rapid dimarahi dan mendapat hukuman dari ibunya.
Kalau ibunda Rapid marah banget, sepertinya nggak salah, deh. Kalau mau tahu, di balik
batang kecil rokok itu, tersimpan banyak racun. Nggak percaya? Pak dokter Rachmat
Santika, seorang dokter spesialis anak, mau kok cerita banyak soal bahaya merokok. Buat
kita, kata pak dokter, merokok bisa banget memicu dampak negatif. Asal tahu aja, rokok
mengandung lebih dari empat ribu zat berbahaya lho. Misalnya saja, tar yang mengandung
kimia beracun dan dapat merusak sel paru-paru serta menyebabkan sakit kanker.
Ada juga karbon monoksida (CO) sebagai gas beracun yang mengakibatkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen. Belum lagi nikotin yang merupakan zat kimia
perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dan membuat pemakai nikotin
menjadi kecanduan.
Ganggu kesehatan
Akibat dari banyak racun berbahaya yang masuk ke tubuh, (bisa ditebak dong?) kesehatan
kita bakal terganggu. Soalnya nih, anak yang merokok bakal sering mengalami napas pendek
dan batuk-batuk yang sangat mengganggu, mudah lelah, berkurang kemampuan mencium
bau, mengecap rasa, penuaan dini pada kulit, kerusakan rambut, mata, dan gigi. Merokok
juga bikin kita kekurangan gizi, karena merokok membuat tidak nafsu makan. Akibatnya, kata
pak dokter, pertumbuhan kita bakal terhambat dan kecerdasan juga bakal nggak
berkembang.
Kalau untuk waktu lama, orang yang merokok dapat menimbulkan penyakit kanker paru dan
tenggorokan, gangguan pernapasan, TBC, jantung, hipertensi, dan osteoporosis. Biasanya,
peringatan bahaya merokok sudah tertempel pada tiap bungkus rokok. Yang bikin heran,
sudah ada peringatan begitu, tetap saja yang ngerokok banyak ya?
Pak dokter bilang, akibat dari penyakit yang timbul dari rokok, nggak aneh kalau angka
kematian gara-gara rokok juga tinggi. ''Angka kematian akibat kebiasaan merokok di dunia
pada 2000 mencapai 3,5 juta orang, sekitar 1,1 juta orang di antaranya terjadi di negara
berkembang,'' ujar dr Rachmat.
Di Indonesia, 59 persen laki-laki berusia di atas 10 tahun telah menjadi perokok harian.
Sementara persentase kematian adalah 25 persen lebih bagi perokok yang angkanya setiap
tahun mencapai 58 ribu orang. ''Jadi, persentase kematian disebabkan rokok lebih tinggi
dibandingkan karena perang dan kecelakaan lalu lintas,'' tambahnya.
Nah, sudah tahu dong bahaya merokok. Jadi, apa nih yang bisa kita lakukan? Pak dokter sih
mengajak kita-kita supaya ikutan berkampanye bahaya merokok bagi kesehatan. Kalau untuk
lingkungan sekolah dan rumah, kamu juga bisa mulai membuat kawasan bebas rokok.
Selanjutnya, jauhi para perokok. ''Mulailah berpikir untuk kuatkan keyakinan jangan pernah
sesekali mencoba merokok,'' lanjut dokter Rachmat.
Sebisa mungkin hindari juga asap rokok. Usahakan untuk selalu menghirup udara yang
bersih. Bakal lebih mantap lagi, kalau kita lebih banyak melakukan aktivitas bermanfaat
daripada cuma nongkrong, bengong, dan buntut-buntutnya ikutan teman merokok. Udah
nggak zaman deh takut dibilang nggak gaul gara-gara nggak merokok.
Bisa diingat nih kata-kata pak dokter. ''Orang-orang yang melarang kamu untuk tidak
merokok itu berarti sayang dengan kamu. Sebaliknya, orang yang mendiamkan atau
menyuruh kamu untuk merokok, itu berarti ingin menjerumuskan kamu menjadi orang yang
bodoh dan penyakitan.''
Gimana Kalau Ada yang Merokok?
''Kamu harus berani menegur siapa saja yang merokok, baik itu teman kamu, guru atau orang
tua kamu sendiri. Katakan merokok itu bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun orang lain.
Ajak teman, orang tua, dan masyarakat sekitar agar meninggalkan kegiatan merokok,'' tegas
Pak dokter Rachmat. Dengan cara yang baik dan bahasa yang nggak bikin bete, kita bisa
juga mendorong orang biar nggak merokok lagi. Ada sejumlah alasan yang bisa kamu sebut
seperti:
* Ganggu kesehatan (itu sudah pasti, lagi).
* Bikin napas bau.
* Bikin gigi kuning.
* Mahal.
* Bikin cepat capek olahraga atau lari.
* Kalau kita masih di bawah umur, susah juga kan untuk beli rokok.
Kalau ada yang kesal, sepertinya wajar saja. Tidak ada yang senang kalau dengar ada yang
bilang mereka salah. Kalau memang teman kamu (atau siapa saja yang kamu tegur) marah,
jangan terlalu maksa. Pada waktunya nanti, dia akan sadar bahwa kamu yang benar.
Biar lebih yakin, kamu juga bisa berbicara dengan orang tua atau guru bimbingan di sekolah.
Begitu teman kamu siap, mereka ini bisa membantu untuk menghilangkan kebiasaan
merokok selamanya. Jika teman kamu memutuskan berhenti, dukung dia. Sudah saatnya
tuh, kita bilang, ''Merokok? Ngapain juga...''
Berani Bilang Tidak
Kalau lingkungan kita semua perokok dan kamu adalah orang yang berniat banget nggak
akan merokok, ada saran untuk menghadapi ini dari Ibu Nova Riyanti Yusuf, seorang dokter
umum yang kini sedang mendalami ilmu kedokteran jiwa di Universitas Indonesia.
* Cari kesibukan.
''Carilah kesibukan dan kegiatan yang berprestasi,'' ujar Ibu Nova.
* Selalu optimis.
''Jangan mudah putus asa karena kegagalan. Coba dan coba kegiatan lain untuk terus
berprestasi.''
* Kalau ada masalah, jangan pernah lari ke kegiatan-kegiatan yang negatif
Misalnya mencoba untuk merokok atau minum minuman keras. Kata Ibu Nova, hal
tersebut justru akan membuat kamu semakin banyak persoalan dan akan mengalami
banyak kegagalan. ''Merokok itu bukanlah jalan keluar justru semakin membuat
masalah,'' kata Ibu Nova.
* Berani mengatakan tidak untuk merokok.
''Sebaiknya jangan pernah mencoba untuk merokok dan harus tidak memulai sama
sekali,'' tegas Ibu Nova. Merokok itu, kata ibu yang juga penulis ini, sangat jelek
pengaruhnya terhadap fisik dan kejiwaan. ''Sekali mencoba kamu akan ketagihan dan itu
sangat jelek bagi perkembangan fisik dan kejiwaan.
* Kalau diejek?
Ibu Nova bilang, tanggapi saja dengan senyum, nggak perlu ditanggapi serius. ''Mental
kamu harus kuat, tanggapi saja dengan senyum. Pokoknya cool aja,'' ujarnya. Kalau
masih terus diejek, katakan saja bahwa gue tidak perlu dan tidak butuh rokok. ''Katakan
dengan senyum, lama kelamaan mereka bosan juga kok .''
(ruz/neh/berbagai sumber )
Sumber : http://*www.republika.co.id/koran